Kenapa Harus Tere Liye?

Kali ini saya akan membahas tentang alasan saya kenapa sih saya sangat suka dengan sosok Tere Liye? Saya bukan anak remaja yang suka dengan Tere Liye hanya karena kata-katanya yang puitis di setiap bukunya.

Awal Mula Baca Buku Beliau

Awalnya saya tidak tahu dengan Tere Liye. Saya ingat sekali, novel pertama yang saya beli ketika saya bisa menghasilkan uang adalah novel Tere Liye yang berjudul 'Kau, Aku dan Sepucuk Angpao Merah. Dari jaman SMP, saya memang hobi membaca tetapi tidak pernah membeli novel. Kebetulan saat SMP, banyak sekali teman saya yang mempunyai hobi membaca dan dari keluarga berada, sehingga koleksi buku, novel, dan majalahnya bisa saya pinjam dengan gratis.

Kembali ke topik awal, saya membeli buku 'Kau, Aku, dan Sepucuk Angpao Merah hanya karena beranggapan bahwa novelnya merupakan novel roman picisan. Tetapi saya salah besar. Di dalam novel tersebut bahkan tidak ada adegan pacarannya. Saya sempat malas dan tidak tertarik untuk lanjut membacanya. Karena waktu itu saya kos, dan suka susah tidur, sehingga mau tidak mau saya habiskan membaca buku itu. Di pertengahan bab, justru saya malah makin tertarik.

Jadilah setiap bulan saya selalu membeli novel-novel karangan beliau. Berlanjut dengan novel Negeri Para Bedebah, Negeri di Ujung Tanduk, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Bumi (Masih cover edisi cetakan pertama), Bulan, Matahari, Bintang, Pulang, Pergi. Hingga sekarang, setelah begitu canggih teknologi memudahkan kita membaca buku dengan gratis tanpa harus membeli buku cetak. Saya beli ebook, download PDF, atau membaca di aplikasi Ipusnas (perpustakaan nasional online). Total buku karangan beliau yang sudah saya baca saat ini adalah 17 judul. Masih banyak sih karya beliau yang belum saya baca.

Siapa sih Sosok Tere Liye

Karena semakin suka dengan setiap tulisan beliau yang saya baca, saya jadi penasaran, siapa sih Tere Liye ini? Searching di google, ketemulah nama aslinya, Darwis dan ternyata beliau juga orang Sumatera. Mampirlah saya ke fanpagenya Tere Liye di Facebook. Makin kagum lah saya dengan semua tulisan dan opininya di laman facebook tersebut.

Kenapa harus Tere Liye?

a. Tere Liye penulis yang merdeka

Mungkin bagi kalian yang beranggapan bahwa beliau ah biasa saja, ah tidak bisa dibandingkan dengan J.K Rowling atau Jane Austen. Menurut saya, dia lah satu-satunya penulis yang merdeka.
Dia dengan tegas dan lugas menyuarakan pendapatnya tentang kebobrokan pemerintah, murni tidak ada keterikatan dengan oknum atau kubu tertentu.

b. Selalu ada pelajaran hidup di setiap bukunya
     Setiap buku beliau yang saya baca, selalu ada pelajaran yang dapat kita ambil. Saya belajar banyak dan paham bahwa tulisan yang baik bukan hanya bersifat menghibur, tetapi juga insipratif. Awalnya yang hanya tertarik dengan novel roman, fantasi, sekarang justru kurang tertarik dengan novel yg romance total atau teenlit sekali.

c. Penulis yang visioner
     Saya merasa, setiap tulisan yang beliau buat, ada visi dibalik tulisannya. Misalnya ketika beliau membuat novel ayahku bukan pembohong, beliau mendekatkan pembaca untuk lebih menghargai dan mencintai Ayahnya, atau setelah membaca Hafalan sholat delisa, pembaca jadi lebih sadar untuk menyayangi ibunya, dan menerima takdir. Kau sepucuk angpao merah untuk belajar menghargai perempuan, belajar untuk ikhlas dan jujur dalam menjalani, hidup, dan lain sebagainya. Beliau seperti punya tujuan tersendiri, seperti "saya ingin membuat tulisan yang ketika dibaca, mereka akan bla bla bla." Atau, "Saya belum pernah membuat tulisan genre ini, saya ingin membuat genre ini tapi sekaligus bermanfaat untuk .... agar pembaca..."

Beliau juga penulis yang sangat produktif, setiap tahun mengeluarkan buku, dan sangat prihatin terhadap pendidikan moral bangsa, khususnya generasi sekarang, dan sangat kritis terhadap masalah yang menimpa bangsa, baik dari segi pendidikan, politik, ekonomi, sosial. Banyak sudut pandang yang beliau ambil, dalam menyuarakan kritik yang bersifat objektif.
Sampai sekarang, saya selalu menantikan tiap postingan beliau di fanpagenya.

Saya berharap, seperti beliau, setiap tulisan yang saya buat, bisa menjadi sarana dalam menebar benih kebaikan di tengah bobroknya moral bangsa.






0 komentar