Pernah gak sih, kalian berada di
titik NOL? Kita ilustrasikan kayak gini, kalian lagi down, mojok aja di kamar,
tiduran sambil menghadap tembok, dan ada pemikiran yang terlintas di benak
kalian. Hidup aku tuh buat apa sih? Aku tuh
udah ngapain aja sih? Kok aku gak guna banget ya? Kok aku gini-gini aja ya? kok
aku.. pokoknya seperti itu lah.
Aku pernah ngerasain berada di
titik nol. Aku ngerasa kok hidup aku gini-gini aja ya, kerja buat makan-kuliah,
kuliah buat kerja-makan. Apa sih yang sejatinya mesti aku lakuin dalam hidup
biar gak ngerasa gini-gini aja? Tiap cerita yang aku baca aja pasti punya latar
belakang masalah, usaha buat mencapai tujuan, ditengah jalan ada konflik yang
menghalangi buat sampai tujuan, trus endingnya tergantung usaha yang udah
dilakuin si tokoh utama. Aku jadi mikir, aku pastinya tokoh utama dalam
kehidupan aku pribadi dong? Iya dong. Latar belakang aku hidup apa? Usaha apa
yang bakal aku lakuin buat mencapai tujuan? Tujuan hidup aku apa ya?
Akhirnya, aku makin mikir, hidup
aku ternyata selama ini hampa banget, kosong, Cuma ngikutin kata-kata klise
yang biasa dipake sama cowok yang gak punya kepastian, “Jalanin aja dulu, liat
gimana ke depannya aja nanti.”
Singkat cerita aku ngaji dan
ketemulah sama yang namanya uqdatul kubra, yang dalam pengertian
sederhananya adalah pertanyaan besar dan mendasar dalam kehidupan manusia. uqdatul
kubra berisi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
Dari mana manusia berasal? Dari mana alam semesta dan kehidupan
bermula?
Untuk apa manusia hidup? apa tujuan manusia diciptakan? begitu pula,
untuk apa alam semesta dan kehidupan ada?
Ke mana manusia setelah mati? adakah kehidupan setelah mati? apakah
alam semesta dan kehidupan akan berakhir? kalau iya bagaimana?
Ketemulah jawaban aku selama
ini, manusia berasal dari tanah, alam semesta dan seisinya
diciptakan oleh Allah. Manusia berarti produk Allah,
produk buatan Allah. Yang mana tiap produk ada tujuan penciptaannya. Tujuan
manusia diciptakan yaitu untuk beribadah kepada Allah, gimana cara beribadah
kepada Allah? Ada buku panduannya yaitu Al-Quran. Kita beli smartphone aja
pasti dapet buku panduan, beli printer dapet buku panduan, supaya produk itu
sendiri bisa berfungsi sesuai tujuan penciptaannya. Pertanyaannya sudahkah kita
paham betul dengan tujuan hidup kita?
Aku
mikir lagi sih, tujuan hidup yah untuk beribadah katanya, berarti tujuan hidup
aku ya biar sukses, bisa membahagiakan orang tua, trus dapet pahala, sama aja
ibadah kan, berbakti kepada orang tua?
Tapi ternyata…
SALAH!
Beribadah kepada Allah yah
berarti orientasi hidup kita ke akhirat bukan dunia. Mau sukses di dunia, punya
pekerjaan tetap, gaji gede, rumah sendiri, mobil bagus buat modal nikah, nikah
sama pasangan impian, punya anak, terus pengen anaknya lebih sukses dari dia,
terus udah gitu aja? Itu sih BUDIN BANGET.
Budin apaan sih? BUDAK DUNIA wkwk
Lalu
orientasi hidup ke akhirat yang seperti apa? Yah tujuan kita beribadah kan
untuk mendapatkan ridho Allah yang goalsnya adalah surga. Silahkan diisi
sendiri usaha apa kira-kira yang harus kita lakukan supaya Allah Ridho dengan
kita, dan kita mendapatkan tempatnya di surganya Allah.
Misal
kita analogikan begini, anggaplah kita sedang mudik dengan tujuan utamanya
adalah ke kota Palembang. Apa yang harus kita siapkan agar sampai tujuan dengan
selamat? Pertama-tama pasti kita cari panduan rutenya, kita pakai maps. Nah
dalam kehidupan, Palembang adalah surga, dan maps adalah Al –Quran. Kita pasti
cari-cari dong rute mana yang terdekat, dan gak kena macet di maps, kita siapin
juga kendaraan terbaik yang nyaman, dan aman serta dapat dijangkau sesuai
kemampuan. Kalau dalam kehidupan, anggaplah kendaraan terbaik kita adalah
amalan terbaik kita selama di dunia, kita cari dan kita kerjakan amalan yang
sekiranya kita mampu melakukannya tetapi tetap dalam koridor syariat.
Setelah
dapat mapsnya, kendaraannya, berangkatlah kita. Di tengah perjalanan pasti ada
saja gangguannya, misalnya kita mudik menggunakan mobil pribadi. Di tengah
perjalanan kita lapar, di situ ada rumah makan, behenti gak apa-apa. Kita isi
tenaga kita buat melanjutkan perjalanan. Terus ada pom bensin, ya kita berhenti,
isi bensin dulu, biar mobilnya nyampe dibawa ke Palembang. Begitu juga dalam
hidup, ketika melakukan tindakan yang kita harapkan dapat menjadi amalan
terbaik, kita manfaatkan sarana-sarana kehidupan untuk mendapatkan pahala yang lebih banyak,buat bahan bakar kita menuju surga.
Misal sosial media ya ambil, kita gunakan, tapi gunakan untuk berdakwah atau
minimal kita share postingan yang bermanfaat. Kita kuliah jurusan dokter, kita
jadi dokter yah gunakan untuk tambahan pahala, selain bekerja karena ibadah,
kita bisa memanfaatkan keahlian kita untuk menjadi relawan tenaga medis
misalnya. Atau punya hobi nulis? Yah buat tulisan yang bermanfaat, misal buat
cerita yang isinya bukan hanya menghibur tapi bagaimana supaya pembaca itu
lebih paham dengan islam, dan setelah membaca tulisan kita jadi ingin lebih
dekat dengan Allah. Jika sarana tersebut justru membuat kita lalai dan meemperlambat kita ke surga yah sebisa mungkin harus ditinggalkan.
Begitupun
dengan menikah. Memang sih tujuan kalian menikah untuk beribadah kepada allah,
tapi harus jelas juga visi-misinya. Buatlah visi-misi pernikahan yang kira-kira
gimana sih caranya supaya pernikahan kalian itu nanti menjadi jalan untuk mempercepat
ke surganya Allah.
Kalau
seperti yang di atas tadi misal, nikah trus punya anak, ngumpulin duit supaya anak sekolah, supaya anak mendapatkan pendidikan terbaik yang harapannya kalau lulus jadi sarjana
bahkan doctor, trus dapet penghasilan fantastis, biar masa tua nanti tinggal
hidup enak nikmatin hasil jerih payah. Pas meninggal? Anak bisa ngasih kita surga
gak? Yang kita punya di dunia bisa bawa kita ke surga gak? Ya, gak bakalan bisa kalau orientasi kita
masih ke dunia aja. Kalau seperti itu sih goalsnya hanya hidup di dunia bukan
di akhirat. Sedangkan yang kita mau kan gimana caranya biar goalsnya hidup enak
di dunia dan akhirat? Ubah orientasi hidup dulu.
Menikah.
Kita bisa mencari pasangan dengan cara yang diridhoi Allah, yaitu dengan tidak
melanggar batasan-batasan pergaulan dalam islam, mengenal pasangan dengan cara
ta’aruf, memilih pasangan yang bisa mendekatkan kita untuk mendapatkan
surganya. Misal action plan kita ingin berdakwah lewat tulisan atau ranah
sastra, cari pasangan yang paham dengan tujuan hidup manusia sebenernya apa tadi, cari pasangan
yang bisa mendukung kita dalam berdakwah, atau nilai tambah lagi kalau dia
punya kemampuan dalam design, sehingga bisa berkolaburasi berdakwah bersama-sama
dalam media sosial dengan membuat konten kreatif yang bersifat islami. Sepaham
aja dulu deh dengan tujuan hidup kita itu ke akhirat bukan dunia. Maka
sejatinya, pernikahan kalian akan aman. Jika kalian laki-laki, kalian bisa mencari
pasangan yang dapat mencetak generasi penerus islam, generasi pecinta Al-Qur’an,
sehingga dapat melahirkan anak yang dapat mengantarkan kalian ke surga.
Orang
yang tujuan hidupnya hanya untuk mendapatkan ridho Allah, maka jangankan
mengkhianati, menyakiti, apalagi mencelakai, berkata kasar saja dia akan
berpikir dua kali, karena dia takut sekali Allah gak ridho sama perbuatannya.
Dia akan membahagiakan kalian, bertanggung jawab dan menemani kalian, mendukung
kalian yang semata-mata hanya dia lakukan sebagai salah satu sarana untuk
mencapai surganya Allah.
Jadi
kesimpulannya, orang yang tujuan hidupnya hanya berorientasi ke dunia, dia juga
mempunyai tujuan hidup versinya masing-masing, seperti tadi misalnya mau
sukses, mau kaya, mau penghasilan gede, punya rumah bla bla. Nah orang seperti
ini bisa dikategorikan sebagai orang yang tidak mempunyai tujuan hidup. Karena
Sejatinya tujuan hidup manusia ya cuma satu, mendapatkan ridho Allah untuk
meraih surgaNya. Tujuan hidup yang sesuai dengan kaidahNya, sesuai dengan takaran
Al- Qur-an dan As-sunnah bukan sesuai versi kita masing-masing, karena inget,
kita kan produknya Allah. Trus gak boleh
kaya dong? Boleh aja, asal jadikan harta kalian sebagai sarana untuk
mendapatkan pahala yang lebih banyak dan bisa mempercepat ke surga, dengan
berinfaq misalnya, membangun masjid, dan lain sebagainya.
PR kita hari ini, sudahkah
tujuan hidup kita berorientasi ke akhirat? Sudahkah kita memanfaatkan sarana
yang ada di dunia untuk beribadah kepada Allah? Yuk dibuat deh action plan goals hidup
enak di dunia dan akhirat kita dari sekarang, minimal dengan mengeshare tulisan
ini hehe
Wassalamu’alaikum semoga bermanfaat ya :)